Perhatikan kedua kutipan cerpen berikut! Kutipan 1 “Kalau memang masih ingin jadi juru masak, bagaimana kalau Ayah jadi juru masak di salah satu rumah makan milik saya di Jakarta? Saya tak ingin lagi berjauhan dengan Ayah.” Sejenak Makaji diam mendengar tawaran Azrial. Tabiat orang tua memang selalu begitu, walau terasa semanis gula, tak bakal langsung direguknya, meski sepahit empedu tidak pula buru-buru dimuntahkannya, mesti matang ia menimbang. Makaji memang sudah lama menunggu ajakan seperti itu. Orang tua mana yang tak ingin berkumpul dengan anaknya di hari tua? Dan kini, gayung telah bersambut, sekali saja ia mengangguk, Azrial akan segera memboyongnya ke rantau. Makaji tetap akan mempunyai kesibukan di Jakarta, ia akan jadi juru masak di rumah makan milik anaknya sendiri. Kutipan 2“Benar. Benar. Benar. Itulah negeri kami.”“Di negeri, di mana penduduknya sendiri melarat itu?”“Ya. Ya. Ya. Itulah dia negeri kami.”“Negeri yang lama diperbudak orang lain itu?”“Ya, Tuhanku. Sungguh laknat penjajah-penjajah itu, Tuhanku.”“Dan hasil tanahmu, mereka yang mengeruknya dan diangkutnya ke negerinya, bukan?”“Benar Tuhanku, hingga kami tidak mendapat apa-apa lagi. Sungguh laknat mereka itu.”“Di negeri yang selalu kacau itu, hingga kamu dengan kamu selalu berkelahi, sedang hasil tanahmu orang lain juga yang mengambilnya, bukan?” Perbedaan yang tampak pada kedua kutipan cerpen di atas adalah

Perhatikan kedua kutipan cerpen berikut! Kutipan 1 “Kalau memang masih ingin jadi juru masak, bagaimana kalau Ayah jadi juru masak di salah satu rumah makan milik saya di Jakarta Saya tak ingin lagi berjauhan dengan Ayah.” Sejenak Makaji diam mendengar tawaran Azrial. Tabiat orang tua memang selalu begitu, walau terasa semanis gula, tak bakal langsung direguknya, meski sepahit empedu tidak pula buru-buru dimuntahkannya, mesti matang ia menimbang. Makaji memang sudah lama menunggu ajakan seperti itu. Orang tua mana yang tak ingin berkumpul dengan anaknya di hari tua Dan kini, gayung telah bersambut, sekali saja ia mengangguk, Azrial akan segera memboyongnya ke rantau. Makaji tetap akan mempunyai kesibukan di Jakarta, ia akan jadi juru masak di rumah makan milik anaknya sendiri. Kutipan 2“Benar. Benar. Benar. Itulah negeri kami.”“Di negeri, di mana penduduknya sendiri melarat itu”“Ya. Ya. Ya. Itulah dia negeri kami.”“Negeri yang lama diperbudak orang lain itu”“Ya, Tuhanku. Sungguh laknat penjajah-penjajah itu, Tuhanku.”“Dan hasil tanahmu, mereka yang mengeruknya dan diangkutnya ke negerinya, bukan”“Benar Tuhanku, hingga kami tidak mendapat apa-apa lagi. Sungguh laknat mereka itu.”“Di negeri yang selalu kacau itu, hingga kamu dengan kamu selalu berkelahi, sedang hasil tanahmu orang lain juga yang mengambilnya, bukan” Perbedaan yang tampak pada kedua kutipan cerpen di atas adalah kutipan cerpen 1 menggunakan majas dan ungkapan, kutipan cerpen 2 menggunakan bahasa sehari-hari

Mais Nurdin

Perhatikan kedua kutipan cerpen berikut! Kutipan 1 “Kalau memang masih ingin jadi juru masak, bagaimana kalau Ayah jadi juru masak di salah satu rumah makan milik saya di Jakarta? Saya tak ingin lagi berjauhan dengan Ayah.” Sejenak Makaji diam mendengar tawaran Azrial. Tabiat orang tua memang selalu begitu, walau terasa semanis gula, tak bakal langsung direguknya, meski sepahit empedu tidak pula buru-buru dimuntahkannya, mesti matang ia menimbang. Makaji memang sudah lama menunggu ajakan seperti itu. Orang tua mana yang tak ingin berkumpul dengan anaknya di hari tua? Dan kini, gayung telah bersambut, sekali saja ia mengangguk, Azrial akan segera memboyongnya ke rantau. Makaji tetap akan mempunyai kesibukan di Jakarta, ia akan jadi juru masak di rumah makan milik anaknya sendiri. Kutipan 2“Benar. Benar. Benar. Itulah negeri kami.”“Di negeri, di mana penduduknya sendiri melarat itu?”“Ya. Ya. Ya. Itulah dia negeri kami.”“Negeri yang lama diperbudak orang lain itu?”“Ya, Tuhanku. Sungguh laknat penjajah-penjajah itu, Tuhanku.”“Dan hasil tanahmu, mereka yang mengeruknya dan diangkutnya ke negerinya, bukan?”“Benar Tuhanku, hingga kami tidak mendapat apa-apa lagi. Sungguh laknat mereka itu.”“Di negeri yang selalu kacau itu, hingga kamu dengan kamu selalu berkelahi, sedang hasil tanahmu orang lain juga yang mengambilnya, bukan?” Perbedaan yang tampak pada kedua kutipan cerpen di atas adalah

  1. Kutipan cerpen 1 Menggunakan bahasa lugas, Kutipan cerpen 2 Menggunakan ungkapan
  2. Kutipan cerpen 1 Menggunakan majas dan ungkapan, Kutipan cerpen 2 Menggunakan bahasa sehari-hari
  3. Kutipan cerpen 1 Menggunakan bahasa Melayu, Kutipan cerpen 2 Menggunakan bahasa populer
  4. Kutipan cerpen 1 Menggunakan bahasa resmi, Kutipan cerpen 2 Menggunakan majas
  5. Kutipan cerpen 1 Menggunakan ungkapan, Kutipan cerpen 2 Menggunakan bahasa lugas

Berdasarkan pilihan diatas, jawaban yang paling benar adalah: B. Kutipan cerpen 1 Menggunakan majas dan ungkapan, Kutipan cerpen 2 Menggunakan bahasa sehari-hari.

Dari hasil voting 987 orang setuju jawaban B benar, dan 0 orang setuju jawaban B salah.

Perhatikan kedua kutipan cerpen berikut! Kutipan 1 “Kalau memang masih ingin jadi juru masak, bagaimana kalau Ayah jadi juru masak di salah satu rumah makan milik saya di Jakarta Saya tak ingin lagi berjauhan dengan Ayah.” Sejenak Makaji diam mendengar tawaran Azrial. Tabiat orang tua memang selalu begitu, walau terasa semanis gula, tak bakal langsung direguknya, meski sepahit empedu tidak pula buru-buru dimuntahkannya, mesti matang ia menimbang. Makaji memang sudah lama menunggu ajakan seperti itu. Orang tua mana yang tak ingin berkumpul dengan anaknya di hari tua Dan kini, gayung telah bersambut, sekali saja ia mengangguk, Azrial akan segera memboyongnya ke rantau. Makaji tetap akan mempunyai kesibukan di Jakarta, ia akan jadi juru masak di rumah makan milik anaknya sendiri. Kutipan 2“Benar. Benar. Benar. Itulah negeri kami.”“Di negeri, di mana penduduknya sendiri melarat itu”“Ya. Ya. Ya. Itulah dia negeri kami.”“Negeri yang lama diperbudak orang lain itu”“Ya, Tuhanku. Sungguh laknat penjajah-penjajah itu, Tuhanku.”“Dan hasil tanahmu, mereka yang mengeruknya dan diangkutnya ke negerinya, bukan”“Benar Tuhanku, hingga kami tidak mendapat apa-apa lagi. Sungguh laknat mereka itu.”“Di negeri yang selalu kacau itu, hingga kamu dengan kamu selalu berkelahi, sedang hasil tanahmu orang lain juga yang mengambilnya, bukan” Perbedaan yang tampak pada kedua kutipan cerpen di atas adalah kutipan cerpen 1 menggunakan majas dan ungkapan, kutipan cerpen 2 menggunakan bahasa sehari-hari.

Pembahasan dan Penjelasan

Jawaban A. Kutipan cerpen 1 Menggunakan bahasa lugas, Kutipan cerpen 2 Menggunakan ungkapan menurut saya kurang tepat, karena kalau dibaca dari pertanyaanya jawaban ini tidak nyambung sama sekali.

Jawaban B. Kutipan cerpen 1 Menggunakan majas dan ungkapan, Kutipan cerpen 2 Menggunakan bahasa sehari-hari menurut saya ini yang paling benar, karena kalau dibandingkan dengan pilihan yang lain, ini jawaban yang paling pas tepat, dan akurat.

Jawaban C. Kutipan cerpen 1 Menggunakan bahasa Melayu, Kutipan cerpen 2 Menggunakan bahasa populer menurut saya ini juga salah, karena dari buku yang saya baca ini tidak masuk dalam pembahasan.

Jawaban D. Kutipan cerpen 1 Menggunakan bahasa resmi, Kutipan cerpen 2 Menggunakan majas menurut saya ini salah, karena dari apa yang ditanyakan, sudah sangat jelas jawaban ini tidak saling berkaitan.

Jawaban E. Kutipan cerpen 1 Menggunakan ungkapan, Kutipan cerpen 2 Menggunakan bahasa lugas menurut saya ini salah, karena setelah saya cari di google, jawaban tersebut lebih tepat digunkan untuk pertanyaan lain.

Kesimpulan

Dari penjelasan dan pembahasan diatas, bisa disimpulkan pilihan jawaban yang benar adalah B. Kutipan cerpen 1 Menggunakan majas dan ungkapan, Kutipan cerpen 2 Menggunakan bahasa sehari-hari

Jika masih punya pertanyaan lain, kalian bisa menanyakan melalui kolom komentar dibawah, terimakasih.

Mais Nurdin

Mais Nurdin adalah seorang SEO Specialis dan penulis profesional di Indonesia yang memiliki keterampilan multidisiplin di bidang teknologi, desain, penulisan, dan edukasi digital. Ia dikenal luas melalui berbagai platform yang membagikan pengetahuan, tutorial, dan karya-karya kreatifnya.

Related Post

Tinggalkan komentar

Ads - Before Footer